Jumat, 24 Juli 2009

HARI KEDUA FAMILY GATHERING AND OUTBOND

Kukuruyuuuuuuuuuk……………………
heeee itu suara kokok ayam beneran atau suara alarm Hp ya?
Semua peserta pun bangun dengan kedinginan dari balik selimut. Nah untuk menghangatkan tubuh semua peserta dikumpulkan untuk jalan-jalan di daerah sekitar wisma, priiiiiiiiiiiiiiiiit suara semprit memanggil para peserta untuk berkumpul. ternyata tidak cuma kehangatan yang didapat, tapi juga pisang kepok (Beberapa Ibu melihat penjual pisang dan akhirnya membeli pisang sebagai oleh-oleh).

Sepulangnya dari jalan-jalan peserta disambut oleh teh hangat, roti tawar&selai, dan nasi goreng. Selain sarapan yang disediakan oleh catering dan pengurus wisma, ada juga bakso kuah yang dibuat oleh Bu Dessy dan Tante Umi.....nyam banyak pilihan niiii.
Outbondpun dimulai dengan pemanasan senam dan ice breaking yang dipandu Pak Somad. Ice breaking diisi dengan game keluarga burung, peserta dibagi dalam 3 kelompok besar yang dikelompokkan secara acak.
Kelompok 1 (ayah burung) bersuara Kak Kak Kak
Kelompok 2 (ibu burung) bersuara Kuk Kuk Kuk
Kelompok 3 (anak burung) bersuara Cit cit cit
Setelah itu semua pesarta berhamburan lari ke lapangan dengan bersuara sesuai bagiannya, tugasnya adalah membentuk kelompok 3 orang yang bersuaran Kak-Kuk-Cit. Suasanapun berubah riuh dengan suara-suara Kak Kak Kak-Kuk Kuk Kuk-Cit Cit Cit.

Berikut adalah game yang dilaksanakan dalam outbond kali ini:
Game Kerjasama:
1. Mendirikan Tiang Keluarga
2. Memindahkan Bola
3. Log line
4. Menuntun orang buta
Game Komunikasi:
Bujursangkar bolong
Game Kreatif:
1. Menara Sedotan
2. Baju dari koran

Semua game terlaksana dengan sukses, sukses di saat kegiatan juga pemaknaannya. Tujuan outbondpun secara umum telah tercapai, kalau pakai prosentase, sekitar 80% (he he he). Seluruh peserta dibagi dalam 5 kelompok sesuai keluarganya masing masing: Kel Dikran+Dita, Kel Hartanto, Kel Prawoto+Tante Umi,
Kel Pak Catur+Ivan&Wawan Mendirikan Tiang Keluarga
Saat game banyak konflik yang terjadi, ada yang berteriak, ada yang memberi komando, ada juga yang saling menyalahkan. Pada game ini seluruh anggota keluaga membawa tongkat bambu dengan punggung jari telunjuk mereka, berjalan menuju lubang botol di sisi lain dan kemudian berusaha memasukkan tongkat bambu ke mulut botol. Para ayah dan ibu pun berstrategi. Tantangan kedua, nggak pakai jari, tapi pakai ranting berukuran 10 cm.

Memindahkan Bola
di game ini semua bisa bekerjasama dengan baik, keluarga Pak Catur yang kolaborasi dengan Ivan dan Wawan cukup keras berjuang, beberapa kali Ivan tidak berhasil memasukkan bola di ujung perjuangan , tapi akhirnya selesai juga dengan selamat
Log line
game ini dilakukan dengan bantuan batang pohon besar yang ditemukan Pak Somad di sekitar wisma. game ini cukup seru karena tim yang bermain harus bisa menjaga keseimbangan saat berpindah tempat membuat urutan sesuai tugas yang diberikan oleh trainer
Menuntun orang buta
dalam game ini tiap keluarga dibagi dalam 2 grup yaitu orang tua dan anak. Orangtua menunggu di garis finish tak bersuara, sedangkan anak anak di garis start dengan kaki saling terikat dengan sudara lainnya, anak berkebutuhan khusus ditutup matanya. Tugas sibling adalah membantu saudaranya yang berkebutuhan khusus untuk melewati jalur yang sudah ditentukan menuju garis finish. Ternyata masing-masing sibling punya cara tersendiri yang disesuaikan dengan cara komunikasi mereka dengan sudaranya yang berkebutuhan khusus. Sungguh senang melihat para sibling dapat membuat anak berkebutuhan khusus merasa nyaman sambil bersama-sama melewati rintangan

Moment mengharukan terjadi pada saat pemaknaan kerjasama yang disajikan oleh Pak Somad, inti dari game kerjasama selain untuk kerjasama keluarga sebagai sebuah tim, juga untuk meningkatkan kesadaran sibling untuk terlibat dalam perkembangan anak berkebutuhan khusus, juga kesadaran ortu untuk memupuk kerjasama serta meningkatkan kemampuan penanganan sibling terhadap anak berkebutuhan khusus, misalnya pada saat game menuntun orang buta: game itu adalah simulasi kecil, bahwa ortu tidak hidup selamanya, suatu saat mereka hanya bisa melihat dari alam lain tanpa bisa memberi instruksi maupun bimbingan pada anak-anaknya, dan yang akan menggantikan posisi mereka membimbing anak berkebutuhan khusus itu adalah para sibling. Jadi semua harus dipersiapkan mulai sekarang untuk masa depan. Dia akhir pemaknaan banyak ortu dan sibling yang matanya berkaca-kaca dan meneteskan air mata, bahkan guru dan relawan yang jadi trainer outbond dan panitia pun nampak terharu dan menitikkan air mata.
Bujursangkar bolong
Tiap keluarga diberi slayer untuk menutup mulut masing-masing peserta alalu diberi sebuah amplop (ibarat suatu pemberian dari Yang Maha Kuasa), tidak ada yang tahu apa isi amplop sampai mereka membukanya, ternyata isinya adalah potongan karton berbagai macam bentuk yang tampak tak bermakna. Lalu muncul instruksi dan petunjuk untuk membuat bujur sangkar bolong(ternyata potongan yang nampak berantakan tak bisa dimiengerti itu adalah puzzle dan dapat dibentuk menjadi suatu bentuk yang bermakna). Sesi 1: peserta menyusun puzzle tanpa bicara. Sesi 2: menyusun boleh bicara. Sesi 3: kalau belum berhasil di sesi 2, maka di sesi 3 diberi lembar kunci.
Pada saat pemaknaan peserta dapat diarahkan pada pengertian pentingnya berkomunikasi. tanpa komunikasi tugas tidak dapat diselesaikan bahkan tyerjadi salah persepsi, saat mulai berkomunikasi walaupun tugas tidak selesai namun hasinya jauh lebih baik daripada tidak berkomunikasi, bila sudah berkomunikasi belum selesai juga maka perlu cari info atau orang ketiga yang dapat memberi info pemecahan masalah (kunci penyelesaian masalah). Pada pemaknaan muncul beberapa pertanyaan seputar komunikasi ortu dan anak, lalu terjadi diskusi dan curhat yang cukup seru di kubu anak dan ortu, namun disepakati perlu adanya komunikasi dan perbaikan cara berkomunikasi agar ortu dan anak dapat lebih terbuka satu sama lain.

Menara Sedotan
Tiap keluarga diberi sedotan dan waktu 5 menit untuk membuat menara dari sedotan setinggi dan sekuat mungkin. Masing-masing keluarga memiliki cara dan konstruksi yang berbeda untuk membangun menara
Baju dari koran
Masing-masing keluarga diberi dua set kertas koran, klip, isolasi dan gunting. peserta berkreasi sebebasnya untuk mengubah lembaran koran menjadi sebuah baju. Kel Dikran denga model Dita membuat baju santai dengan tali sedotan, kel Hartanto dengan model Tia membuat baju dengan model santai dan dihias rimpel dan pita, kel Prawoto dengan model Tama membuat kostum HarryPotter lengkap dengan tongkat sihirnya, kel Catur dengan model Arum membuat baju pentas kontemporer.
Dalam game kreatif ini keluarga diingatkan untuk dapat menyelesaikan tugas dengan kreatif, bekerjasama yang menimbulkan rasa senang dan kebersamaan.

SETELAH SEMUA GAME SELESAI semua peserta beristirahat makan siang, dan sholat berjamaah
Kegiatan belum selesai, masih ada Lomba Antar Keluarga yaitu Tangkap Air
Caranya dua orang anggota keluarga mengisi kantong plastik dengan air lalu diilkat dan dilempar kepada dua anggota keluarga lain yang akan menangkap dengan bantuan taplak, kemudian membuka ikatannya dan menuang airnya kedalam botol air mineral, yang tercepat memenuhi botol yang tersedia menjadi pemenangnya.
Semua peserta tampak Hebooooh, sayang kel Hartanto pulang sebelum lomba karena ada kegiatan lain.
pemenangnya adalah Juara1 kel Dikran, Juara 2 kel Catur, Juara 3 kel Prawoto, Juara 4 Ivan.
Hal seru terjadi setelah peluit tanda lomba selesai!!!!!panitia melemparkan kantong2 plasik berisi air ke arah Pak Agung dan Pak Samsu yang berulangtahun di bulan Juli, akhirnya para sibling dan siswa Fredofiospun ikut saling lempar dan sasarannya bukan cuma yang berulangtahun tapi semua peseta da panitia..... brrrrr basah deh.
setelah penutupan dan doa bersama, kegiatan family gathering dan outbond pun berakhir, semua pulang dengan capai dan pegal, tapi juga dengan membawa pemaknaan dan pemahaman baru yang insyaAllah dapat memunculkan pencerahan

THANS FOR ALL PARTICIPANT

1 komentar:

Free Web Template mengatakan...

wah seruuu sekaliii ^^!
jd ikut seneng ngliatnya..
salam kenal mas