Jumat, 24 Juli 2009

HARI KEDUA FAMILY GATHERING AND OUTBOND

Kukuruyuuuuuuuuuk……………………
heeee itu suara kokok ayam beneran atau suara alarm Hp ya?
Semua peserta pun bangun dengan kedinginan dari balik selimut. Nah untuk menghangatkan tubuh semua peserta dikumpulkan untuk jalan-jalan di daerah sekitar wisma, priiiiiiiiiiiiiiiiit suara semprit memanggil para peserta untuk berkumpul. ternyata tidak cuma kehangatan yang didapat, tapi juga pisang kepok (Beberapa Ibu melihat penjual pisang dan akhirnya membeli pisang sebagai oleh-oleh).

Sepulangnya dari jalan-jalan peserta disambut oleh teh hangat, roti tawar&selai, dan nasi goreng. Selain sarapan yang disediakan oleh catering dan pengurus wisma, ada juga bakso kuah yang dibuat oleh Bu Dessy dan Tante Umi.....nyam banyak pilihan niiii.
Outbondpun dimulai dengan pemanasan senam dan ice breaking yang dipandu Pak Somad. Ice breaking diisi dengan game keluarga burung, peserta dibagi dalam 3 kelompok besar yang dikelompokkan secara acak.
Kelompok 1 (ayah burung) bersuara Kak Kak Kak
Kelompok 2 (ibu burung) bersuara Kuk Kuk Kuk
Kelompok 3 (anak burung) bersuara Cit cit cit
Setelah itu semua pesarta berhamburan lari ke lapangan dengan bersuara sesuai bagiannya, tugasnya adalah membentuk kelompok 3 orang yang bersuaran Kak-Kuk-Cit. Suasanapun berubah riuh dengan suara-suara Kak Kak Kak-Kuk Kuk Kuk-Cit Cit Cit.

Berikut adalah game yang dilaksanakan dalam outbond kali ini:
Game Kerjasama:
1. Mendirikan Tiang Keluarga
2. Memindahkan Bola
3. Log line
4. Menuntun orang buta
Game Komunikasi:
Bujursangkar bolong
Game Kreatif:
1. Menara Sedotan
2. Baju dari koran

Semua game terlaksana dengan sukses, sukses di saat kegiatan juga pemaknaannya. Tujuan outbondpun secara umum telah tercapai, kalau pakai prosentase, sekitar 80% (he he he). Seluruh peserta dibagi dalam 5 kelompok sesuai keluarganya masing masing: Kel Dikran+Dita, Kel Hartanto, Kel Prawoto+Tante Umi,
Kel Pak Catur+Ivan&Wawan Mendirikan Tiang Keluarga
Saat game banyak konflik yang terjadi, ada yang berteriak, ada yang memberi komando, ada juga yang saling menyalahkan. Pada game ini seluruh anggota keluaga membawa tongkat bambu dengan punggung jari telunjuk mereka, berjalan menuju lubang botol di sisi lain dan kemudian berusaha memasukkan tongkat bambu ke mulut botol. Para ayah dan ibu pun berstrategi. Tantangan kedua, nggak pakai jari, tapi pakai ranting berukuran 10 cm.

Memindahkan Bola
di game ini semua bisa bekerjasama dengan baik, keluarga Pak Catur yang kolaborasi dengan Ivan dan Wawan cukup keras berjuang, beberapa kali Ivan tidak berhasil memasukkan bola di ujung perjuangan , tapi akhirnya selesai juga dengan selamat
Log line
game ini dilakukan dengan bantuan batang pohon besar yang ditemukan Pak Somad di sekitar wisma. game ini cukup seru karena tim yang bermain harus bisa menjaga keseimbangan saat berpindah tempat membuat urutan sesuai tugas yang diberikan oleh trainer
Menuntun orang buta
dalam game ini tiap keluarga dibagi dalam 2 grup yaitu orang tua dan anak. Orangtua menunggu di garis finish tak bersuara, sedangkan anak anak di garis start dengan kaki saling terikat dengan sudara lainnya, anak berkebutuhan khusus ditutup matanya. Tugas sibling adalah membantu saudaranya yang berkebutuhan khusus untuk melewati jalur yang sudah ditentukan menuju garis finish. Ternyata masing-masing sibling punya cara tersendiri yang disesuaikan dengan cara komunikasi mereka dengan sudaranya yang berkebutuhan khusus. Sungguh senang melihat para sibling dapat membuat anak berkebutuhan khusus merasa nyaman sambil bersama-sama melewati rintangan

Moment mengharukan terjadi pada saat pemaknaan kerjasama yang disajikan oleh Pak Somad, inti dari game kerjasama selain untuk kerjasama keluarga sebagai sebuah tim, juga untuk meningkatkan kesadaran sibling untuk terlibat dalam perkembangan anak berkebutuhan khusus, juga kesadaran ortu untuk memupuk kerjasama serta meningkatkan kemampuan penanganan sibling terhadap anak berkebutuhan khusus, misalnya pada saat game menuntun orang buta: game itu adalah simulasi kecil, bahwa ortu tidak hidup selamanya, suatu saat mereka hanya bisa melihat dari alam lain tanpa bisa memberi instruksi maupun bimbingan pada anak-anaknya, dan yang akan menggantikan posisi mereka membimbing anak berkebutuhan khusus itu adalah para sibling. Jadi semua harus dipersiapkan mulai sekarang untuk masa depan. Dia akhir pemaknaan banyak ortu dan sibling yang matanya berkaca-kaca dan meneteskan air mata, bahkan guru dan relawan yang jadi trainer outbond dan panitia pun nampak terharu dan menitikkan air mata.
Bujursangkar bolong
Tiap keluarga diberi slayer untuk menutup mulut masing-masing peserta alalu diberi sebuah amplop (ibarat suatu pemberian dari Yang Maha Kuasa), tidak ada yang tahu apa isi amplop sampai mereka membukanya, ternyata isinya adalah potongan karton berbagai macam bentuk yang tampak tak bermakna. Lalu muncul instruksi dan petunjuk untuk membuat bujur sangkar bolong(ternyata potongan yang nampak berantakan tak bisa dimiengerti itu adalah puzzle dan dapat dibentuk menjadi suatu bentuk yang bermakna). Sesi 1: peserta menyusun puzzle tanpa bicara. Sesi 2: menyusun boleh bicara. Sesi 3: kalau belum berhasil di sesi 2, maka di sesi 3 diberi lembar kunci.
Pada saat pemaknaan peserta dapat diarahkan pada pengertian pentingnya berkomunikasi. tanpa komunikasi tugas tidak dapat diselesaikan bahkan tyerjadi salah persepsi, saat mulai berkomunikasi walaupun tugas tidak selesai namun hasinya jauh lebih baik daripada tidak berkomunikasi, bila sudah berkomunikasi belum selesai juga maka perlu cari info atau orang ketiga yang dapat memberi info pemecahan masalah (kunci penyelesaian masalah). Pada pemaknaan muncul beberapa pertanyaan seputar komunikasi ortu dan anak, lalu terjadi diskusi dan curhat yang cukup seru di kubu anak dan ortu, namun disepakati perlu adanya komunikasi dan perbaikan cara berkomunikasi agar ortu dan anak dapat lebih terbuka satu sama lain.

Menara Sedotan
Tiap keluarga diberi sedotan dan waktu 5 menit untuk membuat menara dari sedotan setinggi dan sekuat mungkin. Masing-masing keluarga memiliki cara dan konstruksi yang berbeda untuk membangun menara
Baju dari koran
Masing-masing keluarga diberi dua set kertas koran, klip, isolasi dan gunting. peserta berkreasi sebebasnya untuk mengubah lembaran koran menjadi sebuah baju. Kel Dikran denga model Dita membuat baju santai dengan tali sedotan, kel Hartanto dengan model Tia membuat baju dengan model santai dan dihias rimpel dan pita, kel Prawoto dengan model Tama membuat kostum HarryPotter lengkap dengan tongkat sihirnya, kel Catur dengan model Arum membuat baju pentas kontemporer.
Dalam game kreatif ini keluarga diingatkan untuk dapat menyelesaikan tugas dengan kreatif, bekerjasama yang menimbulkan rasa senang dan kebersamaan.

SETELAH SEMUA GAME SELESAI semua peserta beristirahat makan siang, dan sholat berjamaah
Kegiatan belum selesai, masih ada Lomba Antar Keluarga yaitu Tangkap Air
Caranya dua orang anggota keluarga mengisi kantong plastik dengan air lalu diilkat dan dilempar kepada dua anggota keluarga lain yang akan menangkap dengan bantuan taplak, kemudian membuka ikatannya dan menuang airnya kedalam botol air mineral, yang tercepat memenuhi botol yang tersedia menjadi pemenangnya.
Semua peserta tampak Hebooooh, sayang kel Hartanto pulang sebelum lomba karena ada kegiatan lain.
pemenangnya adalah Juara1 kel Dikran, Juara 2 kel Catur, Juara 3 kel Prawoto, Juara 4 Ivan.
Hal seru terjadi setelah peluit tanda lomba selesai!!!!!panitia melemparkan kantong2 plasik berisi air ke arah Pak Agung dan Pak Samsu yang berulangtahun di bulan Juli, akhirnya para sibling dan siswa Fredofiospun ikut saling lempar dan sasarannya bukan cuma yang berulangtahun tapi semua peseta da panitia..... brrrrr basah deh.
setelah penutupan dan doa bersama, kegiatan family gathering dan outbond pun berakhir, semua pulang dengan capai dan pegal, tapi juga dengan membawa pemaknaan dan pemahaman baru yang insyaAllah dapat memunculkan pencerahan

THANS FOR ALL PARTICIPANT

Kegiatan Opiq Hari Minggu, 19 Juli 2009



Opiq bangun pagi jam 5 pagi lalu Opiq mengambil wudhu sholat Subuh 2 rokaat bersama Pak Dikran ajarin Opiq bunyinya Opiq Ya allah selamatkanlah nanti sore hari Minggu, 19 Juli 2009 Opiq, Pak Dikran, Kak Miranda, Bu Dikran dan Bu Della pulang ke Yogyakarta amiin Yarobalalamiin di kamar tidur di Wisma Hargo di Kaliurang. kemudian Opiq jalan pagi bersama Bu Dikran dan Pak Dikran dengan jalan kaki. setelah jalan pagi lalu Opiq melihat bis pariwisata besar yang membawa sopir di Kaliurang. Opiq pulang ke Wisma Hargo di Kaliurang lalu Opiq makan pagi nasi goreng memakai telur mata sapi berwarna putih dan kuning tua, ayam goreng dan kerupuk dan Opiq minumnya Aqua di dalam gelas kecil memakai sedotan. Opiq mandi pagi di kamar mandi di Wisma Hargo di Kaliurang lalu Opiq memakai sabun LUX. Opiq mandi lagi di dalam pancuran lalu Opiq memakai handuk besarbasah biar badan sehatk kering. Opiq menyikat gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi Pepsodent baru berwarna hijau dan putih. lalu Opiq habis mandi memakai celana dalam, celana panjang, baju kaos berwarna biru tua dan kuning emas. Opiq habis makan duduk di kursi di Wisma Hargo di Kaliurang.

Opiq senam pagi bersama Bu Dikran, Kak Miranda, Pak Dikran, Bu Dewi, Pak Somad, Bu Della, Pak Agung, Todi, Ivan, Mbak Tia dan Pak Catur. Opiq pulang ke Wisma Hargo di Kaliurang. Opiq istirahat tidur di kamar tidur di Wisma Hargo di Kaliurang. Opiq bangun tidur lalu Opiq makan kue cokelat dan Opiq minumnya Aqua di dalam gelas kecil. Opiq habis makan duduk di kayu besar berwarna coklat di Kaliurang. Opiq pergi ke lapangan bersama Pak Dikran, Kak Miranda dan Bu Dikran. Opiq bermain bola kasti kecil dan tongkat.Opiq pulang ke Wisma Hargo di Kaliurang lalu Opiq mengambil wudhu sholat Zuhur 4 rokaat bersama Pak Dikran di kamar tidur di Wisma Hargo di Kaliurang. Opiq makan siang nasi goreng memakai telur mata sapi berwarna putih dan kunig tua dan ayam goreng dan kerupuk dan Opiq minumnya Aqua di dalam gelas kecil memakai sedotan. Opiq habis makan duduk di kursi bersama Pak Dikran di Wisma Hargo di Kaliurang.

Opiq pulang ke Yogyakarta dengan mobil kijang yang membawa sopir Pak Dikran memegang setir mobil kijang ke Yogyakarta. Opiq duduk di depan bersama sopir Pak Dikran memakai sabuk pengaman sambil memegang setir mobil kijang ke Yogyakarta lalu Opiq melihat pesawat Lion Air besar yang membawa pilot siapa berangkat orang-orang naik pesawat Lion Air besar dekat sayap besar menyalakan lampu isyarat berwarna oranye. Opiq sampai di Yogyakarta jam 4 sore lalu Opiq dengan mobil kijang ke sekolah Fredofios baru siapa berangkat Bu Della turun dari mobil kijang ke sekolah Fredofios baru. Bu Della pulang sekolah dengan sepeda motor berwarna merah dan hitam keluar asap berwarna putih di dalam cerebong asap. Opiq pulang ke rumah Perum APH Blok A nomor 35 Seturan Baru Yogyakarta dengan mobil kijang berwarna hijau. Opiq duduk di depan bersama sopir Pak Dikran memakai sabuk pengaman sambil memegang setir mobil kijang berwarna hijau. Opiq turun dari mobil kijang lalu Opiq membuka bagasi kemudian Opiq mengambil kopor berwarna hitam di bawa pulang ke rumah Perum APH Blok A nomor 35 Seturan Baru Yogyakarta.


Opiq melepas sandal Rebbok berwarna biru tua lalu Opiq melepas topi berwarna hitam. Opiq mengambil wudhu sholat Ashar 4 rokaat bersama Pak Dikran kemudian Opiq pergi ke ladang Lempongsari bersama Pak Dikran memakai sabuk pengaman sambil memegang setir mobil kijang ke ladang Lempongsari dari rumah Perum APH Blok A nomor 35 Seturan Baru Yogyakarta. Opiq turun dari mobil kijang ke ladang Lempongsari untuk memetik sayur. Opiq mandi sore lalu Opiq melepas baju, celana panjang dan melepas celana dalam lalu Opiq mandi sore di dalam pancuran di kamar mandi di Lempongsari. Opiq memakai sabun LUX lalu Opiq mandi lagi di dalam pancuran di kamar mandi di Lempongsari di Yogyakarta. Opiq memakai handuk besar basah biar badan kering. Opiq memakai celana dalam, memakai celana panjang, memakai baju. Opiq tidur di Lempongsari di Yogyakarta. Opiq makan roti cokelat spesial baru dan Opiq minum Aqua baru di dalam botol besar di Lempongsari di Yogyakarta. Opiq pulang ke rumah Perum APH Blok A nomor 35 Seturan Baru Yogyakarta dengan mobil kijang berwarna hijau. Opiq duduk di depan bersama sopir Pak Dikran memakai sabuk pengaman sambil memegang setir mobil kijang berwarna hijau. Opiq turun dari mobil kijang bersama Pak Dikran lalu Opiq melepas sandal rebbok berwarna biru tua lalu Opiq melepas topi berwarna hitam. Opiq bermain puzzle burung besar sedang terbang di atas laut di Jepang ibukota Tokyo di Jepang. Opiq menyelesaikan puzzle burung besar sedang terbang di atas laut di Jepang ibukota Tokyo di Jepang. Opiq menyikat gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi Pepsodent besar berwarna hijau dan putih. Opiq tidur lagi di kamar tidur di rumah Perum APH Blok A nomor 35 Seturan Baru Yogyakarta. Opiq bangun mengambil wudhu sholat Magrib 3 rokaat bersama Bu Dikran dan Pak Dikran. Opiq tidur malam bersama Bu Dikran dan Pak Dikran di kamar tidur di rumah Perum APH Blok A nomor 35 Seturan Baro Yogyakarta. Opiq sholat Isya bersama Bu Dikran dan Pak Dikran di rumah Perum APH Blok A nomor 35 Seturan Baru Yogyakarta. lalu Opiq makan malam coco pops dan corn flake memakai Milk Ultra susu full cream dingin baru di dalam mangkok besar dan Opiq minumya air putih didalam gelas besar lalu Opiq habis makan duduk di sofa di rumah Perum APH Blok A nomor 35 Seturan Baru Yogyakarta. Opiq bermain PS pesawat tempur sedang terbang di atas gunung es di Amerika ibukota Wasintong dizzy di Amerika dari Heathrow dari Inggris ibukota London dari Inggris. lalu Opiq menyikat gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi Pepsodent besar berwarna putih dan hijau. Opiq tidur malam bersama Bu Dikran dan Pak Dikran di kamar tidur di rumah Perum APH Blok A nomor 35 Seturan Baru Yogyakarta. (Muhammad Harun arofiq Siregar/Opiq)

Keterangan : Opiq mengetik cerita tanpa bantuan dalam waktu 30 menit ditemani Bu Dewi.

Rabu, 22 Juli 2009

WAJAH-WAJAH SUKARELAWAN FAMILY GATHERING AND OUTBOUND

Ternyata nggak gampang mencari sukarelawan untuk membantu kami dalam tim Family Gathering and outbound. Pada awalnya kami ingin menggunakan EO untuk menghandle kegiatan outbound, tapi ternyata para orangtua memberi tantangan pada guru-guru fredofios untuk menjadi tim outbound sekaligus panitia kegiatan Family Gathering. Bukan guru-guru Fredofios kalau nggak berani menerima tantangan. Akhirnya saya dengan persetujuan Bapak kepala Sekolah, mencari orang-orang yang bersedia bekerjasama dalam tim outbound.

Kriterianya sebenarnya cukup sulit, kami membutuhkan orang-orang yang berpengalaman pada bidang outbound, mau bekerjasama, punya motivasi tinggi, siap dalam segala situasi, dan mau belajar mengenai diffable khususnya autism. Pilihan jatuh pada Samsul, teman saya yang sudah beberapa kali menjadi sukarelawan dalam kegiatan Fredofios. Samsul mempunyai banyak kawan dari berbagai kalangan, terutama mahasiswa pecinta alam.

Sempat juga kami dikenalkan pada mapala d3 ekonomi UGM, kami satu kali ngobrol tentang rencana dan tujuan. Tapi ternyata Tuhan tidak merestui. Kemudian Samsul berusaha menghubungi teman-temannya. Pertama, saya dipertemukan dengan sosok tinggi, murah senyum dan ramah, yang datang ke rumah saya. Namanya Handoko, alumnus Fakultas Hukum UGM. Pada saat bertemu dengan dia, saya menjelaskan dengan panjang lebar dengan semangat berkobar-kobar. Capek menjelaskan, ternyata yang dijelaskan hanya manggut-manggut sambil tersenyum-senyum. Sementara si pengantarnya, Samsul, asyik bersmsan ria dengan wajah serius. Ketika saya ajak bicara, eh ternyata nggak nyambung. Samsul saat itu sedang sibuk dengan acara-acara yang ia selenggarakan di salah satu cafe di dekat UGM. Sehingga iapun menyempatkan diri untuk membantu saya sekaligus mengatur waktunya dengan pekerjaannya.

Lalu kamipun mengundang Handoko yang pernah tergabung di mapala Hukum UGM untuk membicarakan tentang rencana outbound. Beberapa hari sebelum hari H, kami bertemu dengan Puji, teman Handoko. Mbak Puji ini dulu juga kuliah di Fakultas Hukum UGM. Kemudian tiba-tiba muncul sosok Udin, dia juga teman Samsul. Udin saat ini kuliah di Sospol UGM dan tergabung di mapala juga.

Dan inilah wajah-wajah dan cerita saat kami mengenal mereka...



Samsu Pratolo nama lengkapnya. Tapi entah dari mana awalnya, semua orang memanggilnya Samsul. Semua orang di fredofios memanggilnya Pak Samsul. Dia punya hobby memetik gitar sambil nyanyi, atau nyanyi sambil memetik gitar. Selain itu dia juga senang banget nongkrong di cafe, karena memang itu pekerjaannya, menghibur orang-orang dengan musik bersama teman-temannya. Hari-hari tertentu, Samsul juga mengajar musik di salah satu SD di Jogja. Tanggal 15 Juli yang lalu Samsul berulangtahun, makanya saat api unggun di Kaliurang, kami membuat kejutan dengan membawakan kue ulangtahun. Saat Samsul sedang asyik bermain gitar mengiringi anak-anak bernyanyi, kami tiba-tiba muncul dari kegelapan membawakan kue lengkap dengan lilinnya. samsul terlihat kaget dan mukanya langsung berubah jadi Happy face... dengan senyum lebar ia menghampiri kami dan setelah bersama-sama bernyanyi iapun meniup lilin bersama dengan Pak Agung yang juga sedang berulangtahun tanggal 3 Juli.


Dwi Handaka Kadrilistanta, SH. Nama panggilannya Ndok, Handoko, Dwi, atau apa aja terserah, katanya. Cowok yang murah senyum ini tinggal di Wedomartani Sleman dan punya hobby membaca, bermain, adventure, berkebun dan dengerin musik. Pernah menjadi wakil ketua Majestic-55 Mapa Fakultas Hukum UGM tahun 2001-2002. Pembawaannya yang kalem, tenang dan tidak banyak bicara ini ternyata mampu membuat para peserta outbound serius mendengarkan penjelasannya ketika games kerjasama. Ternyata ia sempat mengalami grogi saat bertemu dengan siswa-siswi serta keluarga Fredofios, karena ia belum banyak berinteraksi dengan remaja autis. Ada yang menjadi ciri khas dari cowok yang kelahiran Desember 1981, yaitu sepatu boots berwarna hitam, topi hitam dan biasanya berpakaian senada. jadi ketika api unggun ada sosok hitam, besar dan cuma kelihatan giginya karena suka tersenyum sambil manggut-manggut.


Pujiwidayati, SH. Biasa dipanggil Mbak Puji, dan ternyata ada panggilan sayang juga dari Handoko sahabatnya, yaitu Jupi. Cewek hitam manis ini asalnya dari KulonProgo dan saat ini kost di Karanggayam Yogyakarta. Saat ini Mbak Puji bekerja sebagai pekerja sosial. Pernah tergabung di Majestic 55 Mapa Fakultas Hukum UGM, dan saat ini tergabung dalam kelompok Pecinta Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan bernama Klenthing. Mbak Puji senang banget dengan jalan-jalan, nonton film dan mendengarkan musik. Tapi saat kegiatan outbound kemarin, ternyata disela-sela waktunya ia menghabiskan waktu di dapur untuk cuci piring dan ternyata Mbak Puji juga punya bakat dalam mengipas-ngipas jagung bakar dan bakso bakar bareng Handoko, Titin dan Pak Agung.



Teman kami yang satu ini bernama lengkap Bakhrudin Affandi. Cowok petualang ini biasa dipanggil Udin. Udin saat ini berstatus sebagai mahasiswa Sospol UGM. Udin jauh-jauh datang dari Probolinggo tempat kelahirannya untuk menimba ilmu dan saat ini tinggal di Jalan Gejayan. Udin yang hobby jalan-jalan ini memilih Setrajana (kelompok pecinta alam) sebagai kegiatannya di kampus. Saat dikonfirmasi ternyata Udin lagi sibuk survey goa-goa di Gunung kidhul untuk susur gua setelah tanggal 19 Juli bersama Metro tv. Saat outbound, Udin yang kelahiran November 1987 ini, mengalami shock melihat guru yang transformasi. Ternyata guru-gurunya nggak jauh beda sama mereka ketika di luar gedung sekolah. Udinpun bilang, "Ternyata...." sambil tertawa.



Sukarelawan lainnya bernama M. Fauzi, dan biasa dipanggil Ozi. Ozi berasal dari Lombok Timur NTB dan tinggal di Asrama Lombok di dekat Fredofios. Makanya, dia tergerak untuk menjadi sukarelawan di Fredofios selama beberapa bulan. Ozi senang berorganisasi, beberapa organisasi ia ikuti, yaitu mengikuti LPMC (lembaga pers Mahasiswa) di STPMD APMD, mengikuti UKM koperasi, dan HMJ (himpunan Mahasiswa jurusan ilmu sosiatri). beberapa bulan di Fredofios, Ozi terlihat pendiam dan pemalu, alasannya karena harus jaga image, eh ternyata cowok yang hobby jalan-jalan ini seru dan ramai juga di luar gedung sekolah. Keusilannya terlihat saat Samsul diguyur air karena ultah, ozi sudah menyiapkan potongan-potongan kertas warna warni dari Fredofios. Selama kegiatan ia mengantongi seplastik kertas warna-warni itu dan pada hari minggu, ia guyurkan di kepala Samsul. Ozi yang lahir bulan Januari 1986 ini pintar juga bermain gitar. So, pada saat api unggun ia berkolaborasi bareng Samsul dan Pak Catur mengiringi ibu-ibu berjoged dangdut.






Henri Cahya Pramudya, cowok yang selalu dibalik handycame ini rajin banget bantu kami. Waktu sampai di lokasi, yang ia lakukan adalah bantu panitia menata tempat tidur, memasang sprei, dan sarung bantal serta guling. Teman-teman biasa memanggil dengan sebutan Gogon, alasannya belum sempat kami tanyakan. Malam itu Henri tidak ikutan menginap, ia pulang kira-kira jam 23.00, turun ke kota. Tapi paginya, jam 06.00 ia sudah nongol lagi di Wisma ikutan minum kopi bareng panitia lainnya.




Sukarelawan yang satu-satunya berjilbap adalah Titin, lengkapnya Titin Winardani. Titin juga berasal dari Lombok Timur, NTB. Dan saat ini tinggal di Jalan Kaliurang. Titin berstatus sebagai mahasiswa psikologi UGM dan mempunyai hobby membaca dan menulis. Saat ikut outbound Titin yang lahir bulan Februari 1989 ini, selalu bersama Mbak Puji dan mempunyai hobby baru, cuci piring juga. Tapi diluar hobby barunya itu Titin tergabung dalam keluarga muslim psikologi (KMP) di UGM, menjabat sebagai ketua kerohanian Islam keputrian saat SMU, pernah menajdi sekretaris OSI SLTP, dan ikut komunitas Perpustakaan di Lombok. saat ini juga tergabung dalam SP2MP di UGM.



























AUTIS ; APAKAH ITU????

Ternyata banyak orang belum mengerti tentang Autis. Saat seorang teman bertanya pada saya, "Kamu bekerja dimana?" Saya bercerita bahwa saya mengajar remaja autis di SLB Fredofios. Kemudian teman saya bertanya, "Autis itu sebenarnya apa sih??" Ketika sosialisasi di jalan saat karnaval, di mall, di cafe ketika pentas bersama anak-anak, saya dan teman-teman selalu membawa brosur dan liflet tentang autism. Banyak orang tertarik dan bertanya banyak tentang autism. Jadi, saya ingin berbagi di blog ini mengenai autism.

Apa itu Autism?
AUTIS berasal dari bahasa Yunani "AUTHOS" yang artinya sendiri.
Penyandang autis cenderung asyik dengan dirinya sendiri, senang menyendiri dan seolah-olah mempunyai dunia sendiri.

Autis merupakan gangguan perkembangan yang luas dan berat. Gejalanya mulai kelihatan pada anak sebelum ia mencapai usia 3 tahun. Gangguan perkembangan ini pada bidang KOMUNIKASI, INTERAKSI dan PERILAKU.

Sebabnya apa?
Penyebabnya sangat kompleks, yang sudah diketahui sekarang bahwa gejala-gejala autis timbul karena adanya gangguan pada fungsi susunan saraf pusat, yang diakibatkan karena kelainan struktur otak yang mungkin terjadi saat janin berusia dibawah 3 bulan. Mungkin pada saat hamil muda si ibu mengidap virus toksoplasmosis, rubella, cytomegali dan herpes (jamur candida), mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat kimia, menghirup udara beracun, mengalami pendarahan habat, dan sebagainya. Faktor genetik juga berperan, diperkirakan bahwa kehidupan manusia yang sekarang terlalu banyak memakai zat kimia yang beracun dan mengakibatkan terjadinya mutasi kelainan genetik.

Bagaimana gejala-gejalanya?
1. Gangguan dalam komunikasi verbal dan nonverbal
terlambat bicara, meracau dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti orang lain, membeo, tidak bisa bicara,
menarik tangan orang lain untuk minta bantuan.
2. Gangguan dalam bidang interaksi sosial
tidak ada kontak mata, cuek jika dipanggil, menolak adanya kontak fisik, tidak ada usaha interaksi dengan orang
lain, asyik dengan dirinya sendiri.
3. Gangguan dalam bidang perilaku
hiperaktif (tidak bisa diam, lari tidak terarah, melompat-lompat, berputar-putar, memukul mukul benda, mem
benturkan kepala)
hipoaktif (duduk diam bengong dg tatapan kosong, bermain secara monoton dan berulang-ulang, duduk diam
terpukau pada sesuatu).
4. Gangguan dalam bidang perasaan/emosi
tidak ada empati, tertawa sendiri tanpa sebab, menangis dan marah tanpa sebab, mengamuk tak terkendali (tan
trum) bila tidak mendapatkan yang diinginkan.
5. Gangguan dalam persepsi sensorik
mencium-cium, menggigit, menjilati apapun.
sensitif pada pendengaran, kulit, lidah.

Apakah autis bisa sembuh???
Autis tidak dapat disembuhkan. Tetapi banyak cara yang dapat dilakukan untuk membantu penyandang autis untuk mengurangi gejala-gejalanya menjadi perilaku positif, yaitu dengan berbagai terpai dan pendidikan yang tepat untuk melatih kemandirian, mengembangkan minat dan bakat. misalnya dengan terpai gerak, terapi musik, terapi perilaku, sensory integration, dholpin therapy, dan sebagainya.

contoh orang autis dunia :
TEMPLE GRANDIN, Profesor Doktor ahli tingkah laku hewan dan peralatan peternakan
MATT SAVAGE, pianis Jazz

Contoh orang autis di Indonesia :
OSCAR DOMPAS, lulus universitas di Australia
OSI NOVARGA, pelukis
OPIQ, siswa di Fredofios.

Masih penasaran????
Datang saja ke sekolah kami.
Jam berkunjung tamu : Senin - Kamis pukul 10.00 - 14.00
Jumat - Sabtu pukul 10.00 - 12.00
Kami akan memberikan informasi, dan kesempatan untuk mahasiswa serta masyarakat umum untuk menggali pengetahuan tentang pendidikan dan autism, juga sebagai tempat untuk penelitian, observasi, dan magang kerja. Juga menerima tenaga sukarelawan untuk bergabung bersama kami.

FAMILY GATHERING AND OUTBOUND

Kaliurang, 18 - 19 Juli 2009

Family Gathering dan Outbound merupakan program kegiatan tiap tahun di SLB Autis Fredofios. Tujuannya adalah untuk lebih mempererat tali silaturahmi keluarga besar Fredofios, pelatihan kerjasama, komunikasi dan kreativitas dalam sebuah keluarga.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh guru-guru SLB Autis Fredofios dan dibantu oleh beberapa sukarelawan, diantaranya yaitu Fauzi, seorang mahasiswa APMD, dan Titin mahasiswi Fakultas Psikologi UGM. Keduanya berasal dari Lombok. Mereka menjadi sukarelawan di Fredofios selama satu semester. Lalu, beberapa pecinta alam juga direkrut untuk membantu panitia. Mereka adalah, Handoko, Udin, Samsul dan Puji. Handoko dan Puji merupakan alumni Fakultas Hukum UGM dan pernah tergabung dalam komunitas pecinta alam. Sedangkan Udin, saat ini sedang kuliah di Sospol UGM dan masih tergabung dalam komunitas pecinta alam Setrajana. Mereka bertiga adalah teman-teman dari Samsul, seorang musisi yang sering menjadi sukarelawan dalam setiap event Fredofios.

Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 18 -19 Juli 2009, di Wisma Hargo, Kaliurang.
Peserta yang ikut adalah :
Opiq dan keluarganya yang terdiri dari Pak Dikran Bu Zubaidah dan kak Miranda yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan.
Mutia dan keluarganya yang terdiri dari Pak Hartanto, Bu Eni, dan Tika adiknya Tia. Rina kakak Tia tidak bisa ikut karena harus piket jaga di Rumah sakit.
Todi dan keluarganya yang terdiri dari Bu Dessi, Tante Umi, Rissa kakak Todi dan Tama adik Todi. Sedangkan Pak Prawoto papa Todi tidak bisa ikut karena ada acara outbound juga di Bali.
Ivan dan keluarganya yaitu Pak Joko, Bu Lia, Vani dan Voni adik Ivan, Wawan sepupu Ivan, dan Om Eko.
Keluarga Pak Agung, yaitu Bu Sumiyati yang sedang mengandung anak kedua dan Dita.
Keluarga Pak Catur, yaitu Bu Lily, Bunga dan Arum.

Pada hari Sabtu (18/7) semua peserta tiba di Wisma Hargo pada pukul 15.00 WIB. Kami menyewa Wisma yang terdiri dari 2 rumah. Rumah pertama terdiri dari 4 kamar, ruang tamu, ruang makan, 2 kamar mandi, dapur dan garasi. Juga terdapat fasilitas televisi dan kulkas. Sedangkan rumah yang kedua terdiri dari 3 buah kamar yang dilengkapi dengan 6 bed, ruang tamu dan kamar mandi pada masing-masing kamar. Selain itu juga terdapat taman dan lapangan tennis sehingga sangat strategis untuk kegiatan Family Gathering dan outbound.

Setelah pembagian kamar dan istirahat sejenak, semua peserta berkumpul di lapangan tennis untuk pembukaan, perkenalan dan permainan untuk mencairkan suasana dan mengakrabkan masing-masing peserta dan juga panitia. Pada sesi ini semua peserta terlihat gembira dan bersuka cita dalam kebersamaan.
Lalu kami lanjutkan dengan sharing orangtua, sharing sibling dan mendirikan tenda. Sharing orangtua dipandu oleh Pak Somad dan berlangsung di ruang tamu pada rumah pertama. Semua orangtua berkumpul untuk saling mengungkapkan isi hati, uneg-uneg, masalah yang dialami dan juga saling berdiskusi. Sedangkan sharing sibling dipandu oleh Bu Della di ruang tamu pada rumah kedua. Sementara itu para siswa yaitu opiq, Tia, dan Ivan dibantu Bunga, Arum, Dita, Tama, Pak Agung, Udin dan Bu Dewi mendirikan tenda di halaman. Anak-anak cepat sekali akrab, mereka tertawa bersama ketika 3 buah tenda berhasil di dirikan. Lalu mereka cepat-cepat masuk ke dalam tenda. Begitu juga dengan Ivan yang tidak mau ketinggalan juga ikut masuk ke dalam tenda. Sedangkan Opiq, Tia dan Todi lebih memilih untuk duduk di kursi di depan rumah kedua. Mereka menikmati sore yang mulai dingin sambil berbicara dengan Pak Agung dan Bu Dewi. Todi dan Tia melewatkan waktu dengan menggambar di tanah. Itu adalah pengalaman mereka yang paling hebat, karena di lingkungan rumah mereka tidak ada tanah, sehingga mereka tampak asyik sekali menggambar jalan di tanah.
Kemudian kami sholat Magrib berjamaah, istirahat sejenak dan makan malam bersama yang dipusatkan di rumah pertama. Semua keluarga berkumpul bersama, saling bercerita dan beberapa panitia mempersiapkan kayu bakar, jagung dan perlengkapan lainnya untuk malam api unggun dan pentas seni.
Hari semakin gelap dan udara sangat dingin. Semua orang segera memakai jaket, topi, kaus kaki dan sarung tangan. Lalu Handoko, Udin, Samsul dan Pak Catur segera menyiram kayu bakar dengan minyak tanah dan menyalakannya. Api unggunpun menyala di tengah-tengah keluarga Fredofios. Tikar di gelar di tanah dan satu persatu mulai duduk dan merapatkan tubuh. Sementara Bunga, Arum, Wawan, Dita, Vani dan Voni yang masih duduk di bangku SD dan SMP masuk ke dalam tenda dan bernyanyi bersama. Lagu yang mereka nyanyikan ternyata lagu-lagu orang dewasa, salah satunya lagu Tak Gendong, lagunya Mbah Surip.

Api unggun semakin menyala dan anak-anak mulai melingkarinya sambil bernyanyi. Mbak Puji, Pak Agung dan Mas Handoko sibuk mengupas jagung, dan membuat bara api di tempat pembakaran. Bu Desi dan tante Umi sibuk menggoreng bakwan di dapur. Sedangkan Bu Della malah kerokan di kamar karena masuk angin, begitu juga dengan Tika yang sedang sakit perut karena kedinginan. Pak Joko tampak ceria penuh gelak tawa sambil sesekali menambah kayu bakar di api unggun.
Secara bergantian kami bernyanyi diiringi gitar dari Mas Samsul. Kami juga berjoged bersama dan tidak lupa menikmati jagung bakar, bakso bakar, dan juga bakwan buatan Bu Desi dan Tante Umi. Pak Catur membacakan puisi bersama Tia. Tiba-tiba Bu Dewi dan Bu Della membawa kue dan lilin muncul dari balik rumah sambil bernyanyi lagu Selamat Ulang tahun. Bulan Juli ada 2 orang yang berulangtahun, yaitu Pak Agung dan Mas Samsul. Kemudian mereka diminta untuk maju dan bersama-sama meniup lilin serta mengambil kue dan memberikan pada orang yang paling disayang.

Malam semakin larut, Opiq, Tia, Todi dan Ivan bernyanyi dan menari bersama orang-orang yang mereka sayangi. Dan ketika waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB satu persatu peserta masuk ke kamar untuk beristirahat. Sementara para sukarelawan, Bu Dewi, Bu Della, Pak Catur, Bu dessi, Tante Umi, Miranda dan Rissa bernyanyi dan berjoged bersama diiringi gitar dan jimbe dengan alunan musik dangdut. Sedangkan keluarga Ivan pamit akan pergi ke Malang dan menitipkan Ivan serta Wawan untuk menginap bersama kami. Bersambung.... (By Dewi)