Jumat, 26 September 2008

Osi Novarga (Remaja Autis usia 22 th)


Aussy Novarga, biasa dipanggil Osi. Penyandang autis usia 22 tahun ini putra dari Ir. Bugi Rustamadji, MSc dan Ir. Sri Sudaryati, MSc. Osi anak pertama dari empat bersaudara, dua adik laki-laki dan satu adik perempuan. Saat ini Osi sedang "mogok" sekolah. Hari-harinya dihabiskan di rumah dengan melukis. Osi telah melahirkan puluhan lukisan yang dipajang di rumah dan kantor orangtuanya di Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta.Beberapa lukisannya telah terjual dan salah satunya dikoleksi GKR Hemas dan Pembayun.



Selain melukis Osi juga senang bermain keyboard dan jalan-jalan. Osi senang sekali mengetik cerita di komputer, biasanya ia menceritakan pengalamannya dan juga pendapatnya. Ia juga sangat suka membaca koran sehingga pengetahuannya sangat luas. Ia senang membaca peta, hafal nama-nama daerah, jalan-jalan dan negara-negara di dunia. Tulisan tangan Osi sangat rapi, ia juga senang dengan kerapian. Jika melihat kesed yang miring ia akan segera membetulkan, jika melihat potongan kertas dan sampah ia juga akan segera memungutnya dan memasukkan ke keranjang sampah.

Kelebihan Osi lainnya yaitu Osi mempunyai telinga sangat sensitif, ia akan tutup telinga jika mendengar suara dengan frekuensi tinggi. Osi bisa mendengar suara yang tidak dapat kita dengar, misalnya ketika ada orang akan mengumandangkan adzan, Osi sudah mendengar suara "kresek-kresek" dari pengeras suara dan ia akan cepat-cepat menghentikan aktifitasnya dengan menghindar masuk ke ruang musik yang kedap suara.

Osi tidak suka makan tempe, biasanya saat masak ia akan menggoreng tempe sampai gosong sebagai wujud protesnya. Osi bisa memasak sendiri di rumah. Osi juga bisa membeli makanan/minuman di warung dan swalayan. Ia juga berani memanggil tukang siomay/es yang lewat di depan rumahnya, dan tentu saja ia akan membayarnya.

Kemampuan matematika (berhitung ) Osi memang bagus, bahkan tanpa kalkulatorpun ia bisa menghitung (awangan). Osi senang menabung uang di Bank. Pagi hari saat datang ke sekolah ia akan menulis di buku tabungannya dan menghitung uang lalu ia masukkan uangnya ke kotak uang di meja guru. Jika sudah terkumpul banyak, ia akan mengajak gurunya untuk pergi ke bank.


Meskipun usianya sudah dewasa, Osi kadang-kadang masih berperilaku stereotip dengan loncat-loncat, bersuara "aaa..." dengan volume keras, berjalan memutar berkali-kali sambil menggumam dan bicara sendiri, menerawang, berjalan mondar-mandir. Mungkin bagi orang yang belum mengenal Osi akan takut berdekatan dengannya karena perilaku tersebut, tapi sebenarnya Osi baik hati dan ramah. Ia dapat bergaul dengan siapapun di sekolah maupun di kampus orangtuanya.

Osi juga bisa naik bis umum, membonceng sepeda motor dan menggunakan transportasi umum lainnya. Suatu ketika Osi pergi berenang dengan menggunakan bis, ia duduk dekat seorang wanita (mahasiswa) kemudian Osi pasang tampang "cool" dan bergaya sehingga wanita tersebut terlihat memperhatikan Osi. Osi memang sudah mulai menunjukkan perilaku tertarik dengan lawan jenis. Orangtuanyapun membelikan boneka dan menunjukkan gambar ketika Osi mengatakan ingin melihat kelamin wanita.


Osi pernah juga mengirim surat yang ditujukan ke stasiun tv Trans Tv. Karena seringnya ia mengirim surat, pihak Trans Tvpun membalas suratnya dan sampailah Osi ke Trans Tv. Obsesinya pada hal-hal yang disenangi mengantarkan Osi dan keluarganya hingga ke Malaysia, negara yang ingin dikunjungi Osi.

Osi mempunyai bakat-bakat, seperti hafal plat nomor kendaraan yang baru saja dilihatnya. Ia juga bisa ditinggal sendiri di rumah (jaga rumah) ketika orangtuanya bekerja dan adik-adiknya sekolah. Jika ada tamu datang, ia tidak akan mengijinkannya untuk masuk.

Namun saat ini Osi sedang bosan bersekolah. Tidak jelas alasannya. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk memotivasi Osi untuk kembali ke sekolah. Ibunya pun membuatkan blog http://www.osinovarga.blogspot.com/. (by:Dewi Retno.P)

1 komentar:

hobi osiku mengatakan...

Kasihan ya bapak ibu guru sudah membuat tulisan tentang Osi, tapi baru kali ini dibaca ibunya. Maaf.
Memang sudah satu tahun ini Osi tidak mau bersekolah. Mulai pertengahan Desember 2008 setelah menerima rapot, dia blas bablas tidak mau bersekolah. Segala upaya sudah dilakukan untuk mengajak Osi ke sekolah namun semuanya gagal. Yah bagaimana lagi. Oleh karena itu dengan bekerja sama dengan guru, bapaknya meminta kegiatan pekerjaan sekolah dari guru dan dia mengerjakannya di rumah. Pada awalnya berjalan, tapi lama kelamaan dia bilang tidak mau mengerjakannya lagi. Kalau sampai dia bicara, berarti betul-betul dia nggak mau mengerjakan.
Tidak seperti kita, terutama orang Jawa, bisa berarti sebaliknya, tetapi kalau orang autis tidak adalah absolut "tidak". Osi termasuk kelompok penyandang autis tipe infantil, sehingga komunikasi berbahasanya terganggu, oleh karena itu kalau dia mau berbicara itu berarti betul-betul apa yang ada dihatinya, tidak main-main. Pameo "esok dele sore tempe" alias mencla mencel tidak ada dikepalanya, semuanya serba pasti.
Ketidak senangan osi bersekolah di Fredofios, menurut saya karena dia merasa tidak tertantang lagi.
Saya senang ketika Opik temannya Osi, sudah tidak lagi mendapat pelajaran yang sama dengan teman-temannya, berarti dia sudah lain dibanding dengan teman-temannya, sudah ada kenaikan peringkat.
Mungkin dengan pengalaman Osi, perlakuan terhadap Opiq bisa lebih diantisipasi sebelum anaknya bosan.
Di rumah Osi bisa merasakan kalau adiknya secara periodik dari jenjang satu pindah ke jenjang lainnya, sedangkan dia sudah hampir 6 tahun tetap jadi murid di sekolah yang sama, kapan lulusnya?
mungkin itu sebabnya.Walaualam.