Rabu, 10 September 2008

REMAJA AUTIS PUASA NGGAK YA??????



"Anak-anak tahu arti puasaaaaa????"


"Menahan lapar bu...nggak minum bu....nggak jajan bu.....lemessss buuu...."



Ada banyak jawaban yang muncul dari mulut siswa dan siswi di sekolah umum, tapi kira-kira apa ya yang terdengar dari siswa siswi sekolah autis?


Puasa merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan umat Islam di bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan umat muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa dengan keragaman tradisinya yang unik dan khas.

Indonesia punya tradisi ngabuburit yaitu mengisi waktu menunggu buka puasa dengan berburu makanan khas bulan puasa seperti kurma, kolak, kolang kaling atau cendol. Sepanjang sisi jalan utama sering di padati para pembeli yang mengincar makanan khas bulan puasa tersebut.

Pada moment bulan puasa nuansa religiuspun terasa lebih kental dari hari biasanya, kegiatan seperti tadarus Al-Qur'an, belajar menghafal bacaan shalat maupun memperdalam maknanya dan hafalan doa sehari-hari.
Para otangtua mengajari anak-anak mereka yang umumnya berusia di bawah 10 tahun untuk berpuasa, ada banyak metode dan cara memberikan pengertian sesuai dengan tahap perkembangan anak. Ada orangtua yang mengajarkan puasa bedug (pada saat adzan dhuhur boleh makan, kemudian puasa lagi sampai magrib), ada yang memberikan imbalan saat berbuka, ada yang mengumpulkan poin setiap 1 hari berpuasa yang poin tersebut bila dikumpulkan dapat ditukarkan dengan sesuatu yang diinginkan saat hari lebaran tiba. Ada yang memberikan gambaran menyenangkan di surga kelak sebagai imbalan rajin berpuasa penuh satu bulan.

Beberapa cara efektif untuk satu anak, tapi tidak efektif bila diterapkan pada yang lain. Setiap anak punya keunikan tersendiri, demikian pula dengan orangtua, sehingga dalam interaksinya (termasuk dalam cara mendidik) setiap anak dan orangtua memiliki kekhasannya sendiri.

Lalu bagaimana dengan orangtua dan anaknya yang menyandang autis? apakah para orangtua anak penyandang autis juga mengajarkan tentang puasa dan ibadah-ibadah lainnya yang biasa dilakukan di bulan puasa?, anak autis bisa puasa nggak ya?


Kata 'puasa' adalah kata yang abstrak bagi sebagian besar penyandang autis. Ibadah yang melatih kita untuk menahan segala hawa nafsu mulai dari keinginan manusia yang paling dasar yaitu makan dan minum sampai melatih kemampuan mengendalikan diri sendiri dengan melawan keinginan dasar yang mengarah pada perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama. Ini adalah tantangan tersendiri bagi orangtua anak penyandang autis, tapi bila anak dapat menjalankan puasa dengan baik akan mendatangkan kepuasan tak terkira.


Pernah ada seorang mahasiswa fakultas psikologi yang mengajukan pertanyaan "anak autis bisa puasa nggak ya? nunggu di antrian beberapa menit saja sudah lari-lari atau nyerobot, gimana nunggu bedug magrib"
Pertanyaan itu muncul karena telah diketahui, secara umum anak autis memiliki kesulitan untuk menunggu dan menahan keinginan dasar yang berasal dari dalam dirinya.


"Apakah anak autis yang terkenal saklek (tersturuktur dan taat pada jadwal yang sudah diajarkan) bisa menerima perubahan waktu makan dan bangun tidur (saat shur) saat berpuasa?"


Pada kenyataannya siswa-siswi di Sekolah Lanjutan Autis Fredofios menjalankan ibadah wajib bulan Ramadhan itu dengan baik. Satu siswa, Ivan (10 th) yang beragama Katolik pun dapat bertenggang rasa dengan tidak jajan selama bulan puasa, dan akan ngumpet di dapur bila ingin minum. Ivan yang biasanya menangis kencang bila tidak jadi berenang ini pun mau berusaha memahami bahwa jadwal renang dirubah dengan kegiatan komputer selama bulan puasa, salut untuk Ivan!!!!!
Nuansa Bulan puasa di Fredofios berbeda dengan bulan biasa, ada banyak kegiatan hari biasa yang berubah. Kegiatan yang dirubah adalah olahraga di lapangan, berenang, memasak dan makan bersama, kegiatan tersebut diganti dengan kegiatan religius seperti belajar dan praktek shalat, praktek wudhu, membaca Al-Quran dan Iqra.
Setiap siswa dibekali buku kegiatan Ramadhan dan setiap mengikuti kegiatan siswa/i akan mendapatkan poin.
Opiq, Osi, Todi berpuasa penuh. Tia dan Dian juga berpuasa penuh tanpa menghitung bolong puasa karena 'hal alamiah'. Semua hebat!!!!!!

Tentunya tidak mudah memberi pengertian dan melatih anak berkebutuhan khusus seperti penyandang autis, namun dengan kesabaran orangtua dan konsistansi di setiap lingkungan, terbukti anak-anak penyandang autis dapat berpuasa sesuai tuntunan agama seperti umat yang lainnya
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia dengan sempurna, agama Islam diturunkan sebagai rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam semesta yang juga berarti untuk semua golongan manusia), dalam ajaranNya telah ditetapkan berbagai hal termasuk ibadah.
Jadi anak penyandang autis sudah pasti mampu berpuasa karena mereka juga adalah manusia ciptaan Allah SWT, dan sebagai umatNya memiliki hak untuk mendapatkan pengetahuan dan menjalankan ibadah sebagaimana telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Setelah kepastian 'mampu' tersebut diketahui, sekarang tinggal bagaimana orangtua maupun lingkungan memberi pengertian dan pelatihan bagi penyandang autis. Tidak ada satu cara yang paling baik dan paling efektif, sebagaimana telah disebutkan diatas, karena setiap orangtua itu unik, begitu pula dengan anak, sehingga interaksi orangtua-anak pun menjadi unik. Yang paling penting adalah mencoba dan berusaha, kalau gagal? ya terus dicoba sampai menemukan cara yang tepat. Perlu diingat kata 'mampu' juga berarti sesuai dengan kemampuan, jadi pelaksanaan ibadahpun disesuaikan dengan kemampuan anak.
'lakukan semuanya semaksimal mungkin, sisanya serahkan pada Allah SWT'
Semoga pada orangtua diberi ketabahan dan kekuatan iman dalam membimbing anak-anak penghuni surga ini, dan semoga anak-anak ini dapat mengangkat mereka di hari akhir kelak Amin. Salut untuk Para Orangtua Anak Autis (by:della)

2 komentar:

Maha_Dewi mengatakan...

Wah HEBAT BANGET ya penyandang autis bisa puasa!!! Koq bisa ya???
Biasanya kan mereka sulit untuk mengontrol dirinya sendiri? Trus gimana ngajarinnya??
Kalo mereka lapar dan haus gimana, apa mereka nggak "tantrum" minta makan dan minum??

Arief mengatakan...

Anak kami kadang bisa kadang tidak dalam sayu bulan. Mungkin jika dihitung 15 harian yg bida full puasa